Home » , » Cara Ampuh Ringankan Kecemasan Anak

Cara Ampuh Ringankan Kecemasan Anak

Written By Natla on Jumat, 09 September 2016 | 20.03

Bahkan jumlah anak-anak yang sering merasa cemas kini lebih banyak dibanding dari orang-orang yang harus dirawat di rumah sakit karena mengalami kegelisahan, pada 1950-an.

Perasaan cemas atau khawatir itu cenderung menjadi lebih intens dialami di masa-masa awal sekolah. Lantas, apa yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menangani stres pada anak? Psikolog Klinis yang juga Direktur Pelatihan Child Mind Institute, Jill Emanuele, menilai bahwa sangat penting untuk orang tua membiarkan anak merasakan kecemasan tersebut sejak anak berada di sekolah dasar. Pembiaran itu pun tak berarti pengabaian.
Sebuah survei tentang catatan kesehatan mental mengungkapkan bahwa anak-anak pada era saat ini lebih rentan merasa cemas, dibanding beberapa dekade lalu.

Namun orang tua harus membiarkan anaknya mampu mengalami perasaan cemas tersebut. Dilansir dari Time, Emanuele menilai, kata-kata yang mengelus hati anak mungkin dapat memberikan kenyamanan, namun itu sifatnya sementara.

Jika anak tak terbiasa menghadapi kecemasan, maka rasa gelisah yang selanjutnya akan datang pun terasa lebih besar.

Cara yang paling baik menangani situasi seperti itu adalah dengan bertanya kepada anak tentang apa saja yang mereka khawatirkan.

Orang tua pun harus memberikan strategi agar anak dapat menghadapi ketakutan mereka.

Penanganan pun harus dilakukan secara berbeda untuk menangani rasa gelisah anak yang sudah duduk di bangku sekolah menengah.

Dunia sosial yang baru tentu membuat mereka lebih stres, baik di dunia nyata atapun dunia maya, seperti media sosial.

Direktur Senior dan Pendiri Benson-Henry Institute for Mind Body Medicine, Marilyn Wilcher, mengatakan salah satu cara untuk menanganinya adalah dengan mengendalikan peralatan teknologi yang mereka gunakan.

"Batasi jumlah waktu anak bermain-main dengan gadget mereka, dari telepon pintar sampai komputer," kata Wilcher.

Masa sekolah menengah juga menjadi umur yang baik untuk orang tua dan anak bersama-sama memahami soal stres. "Stres biasanya datang secara otomatis. Tapi kita harus bisa mengajarkan tubuh untuk bereaksi rileks," ujarnya.

Orang tua juga harus dapat membuka percakapan dengan anak tentang strategi apa yang harus dilakukan untuk melepas stres yang mereka rasakan. Bisa juga beraktivitas, dari yoga atau nyanyi.

"Cari cara apa pun yang dapat Anda lakukan untuk menghancurkan pikiran cemas yang menganggunya setiap hari," kata Wilcher.

Perbedaan penanganan juga dilakukan untuk orang tua dengan anak yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Emanuele menjelaskan, hal itu dikarenakan adanya perubahan signifikan pada otak anak.

Untuk orang tua, strategi yang dapat dilakukan kepada anak usia sekolah menengah pertama dapat terus dilanjutkan. Hanya saja ada langkah tambahan yang dapat dibuat.

"Karena anak di usia tersebut sudah dekat dengan awal masuk ke pintu masa dewasa, maka orang tua pun harus bisa berkolaborasi," ujarnya.

Orang tua dapat membantu anak dengan memberikan pandangan untuk mencapai kesuksesan. Mengingat anak akan masuk ke lingkungan kuliah dan tahapan hidup yang lebih jauh lagi, taruhannya pun akan semakin tinggi.

Para orang tua dapat membantu mereka bahwa satu nilai yang kurang bukan berarti masa depan sudah hancur atau tak punya kesempatan untuk bahagia. Jelaskan juga bahwa pendidikan bisa didapatkan di mana saja.

Setelah melalui masa itu, orang tua pun harus berhati-hati agar mereka tak malah menjadi bagian yang membuat anak stres. "Jika anak melihat orang tua mereka khawatir atau cemas, maka anak-anak akan merasa lebih khawatir," kata Wilcher.

Di tempat lain, jika anak-anak melihat orang tua dapat menangani stres dengan baik, maka mereka akan menjadikannya contoh dalam hidup mereka.

Artinya, hal utama yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak menangani stres adalah dengan mengurangi stres di diri mereka sendiri.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : News Positif | Privacy | About Us
Copyright © 2011. News - Positif - All Rights Reserved
Selamat Datang Di Blog Kami New Positif Published by
News Positif Harun